Sabtu, 08 November 2008

Style Book

Penulisan kata di-
  • di- kata kerja = disatukan
contoh : dibaca, dilihat
  • di- kata tempat = dipisah
contoh : di rumah, di sekitar

Penulisan kata pada (menunjukkan waktu)
contoh : pada saat, pada minggu, pada bulan

Penulisan pun dipisah dengan kata yang diikutinya
contoh : di mana pun

Jangan menulis angka di depan kalimat/di awal kalimat.

Oleh : Richa Febrina Aryanti. S
207400506
Jurnalistik C/III

Kebijakan Redaksional

Kebijakan redaksional lebih memusatkan perhatian kepada bagaimana aspek-aspek dan misi ideal yang dijabarkan dalam peliputan dan penempatan berita, laporan, tulisan dan gambar yang sesuai dengan kepentingan dan selera khalayak yang relatif beragam. Karena sifat khalayak anonim dan heterogen, maka bahasa jurnalistik yang dipilih tentu harus memenuhi asas anonim dan heterogenitas itu. Agar memudahkan seluruh pengelola, maka pedoman pemakaian bahasa jurnalistik ini lazimnya dihilangkan dalam sebuah buku khusus intern sebagai rujukan resmi dalam peliputan, penulisan, pemuatan, penyiaran, atau penayangan berita, laporan, tulisan dan gambar pada media bersangkutan.

Oleh : Richa Febrina Aryanti. S
207400506
Jurnalistik C/III

Kamis, 06 November 2008

Resume Kuliiah 051108

.: Kebijkan Redaksional Media
Secara umum. .
aturan Sebuah media mengenai tulisan/stylebook
meskipun setiap media berbeda gaya bahasanya.
tapi, mengacu kepada EYD.

)) Stylebook . . Pedoman Tata cara berbahasa

.: Penulisan Bahasa arab banyak macamnya

Contoh. . .

ALLAH : > ALLAH
> ALLOH
> AWLOH

Al-Quran : > Al- Quran
> Al-Qur'an
> Quran

.: Penulisan kata di- Bila diikuti dengan kata
kerja penulisannya disatukan. . .
Contoh : Dimasukan

.: Penulisan kata di- bila diikuti dengan kata
tempat penulisannya di pisah. . .
Contoh : Di rumah

.: Penulisan kata Pada untuk menunjukan waktu. . .
~ Pada saat
~ Pada Minggu
~ Pada Bulan
~ Pada Hari

.: Penulisaan Pun dipisah dengan kata yang diikutinya
Contoh : Di mana pun

.: Jangan menulis angka diawal kalimat
Contoh : Duapuluhsatu, Puluhan


Yuriesa Mifta Kartika
207400527
Jurnalistik C

ResuMe kuLiah 291008

Menjauhkan diRi dari ungkapan
klise (sTereotype). . .
Contoh :
Kata jenuh, kata klise yang tidak boleh dipakai. . .
:: Semantara itu
:: Dapat ditambahkan
:: Perlu diketahui
:: Dalam rangka
:: Selanjutnya

Menghilangkan kata mubajir. . .
Contoh :
:: Adalah
:: Telah


BlackList kata-kata yang tidak boleh ada dalam
bahasa jurnalistik. . .
:: Untuk
:: Dari
:: Bahwa


Yuriesa Mifta Kartika
207400527
Jurnalistik C

ResuMe kuLiah 221008

>> Wartawan hendaknya secara konsekuen melaksanakan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

>> Wartawan hendaknya membatasi diri dalam singkatan atau akronim.

>> Wartawan hendaknya tidak menghilangkan imbuhan, bentuk awal atau prefiks.

>> Wartawan hendaknya menulis dengan kalimat-kalimat pendek.

>> Wartwan hendaknya menjauhkan diri dari ungkapan klise atau stereotype yang sering dipakai dalam transisi berita.

>> Wartawan hendaknya mendisiplinkan pikirannya supaya jangan campur aduk dalam satu kalimat bentuk pasif dengan bentuk aktif.

>> Wartawan hendaknya menghilangkan kata mibazir.

>> Wartawan hendaknya menghilangkan kata-kata asing dan istilah-istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita.

>> Wartawan hendaknya sedapat mungkin menaati kaidah bahasa.

>> Wartawan hendaknya ingat bahsa jurnalistik ialah bahsa yang komunikatif dan spesifik sifatnya, dan karangan yang baik dinilai dari tiga aspek yaitu isi, bahasa, dan teknik persembahan.

Selasa, 04 November 2008

Catatan hitam yang harus dihindari wartawan dalam penulisan berita

Ungkapan klise atau stereotype yang sering dipakai dalam transisi berita seperti kata-kata:
  • sementara itu
  • dapat ditambahakan
  • perlu diketahui
  • dalam rangka
Hilangkan kata mubazir seperti:
  • adalah (kata kerja kopula)
  • telah (petunjuk masa lampau)
  • untuk (sebagai terjemahan to dalam bahasa Inggris)
  • dari (sebagai terjemahan of dalam hubungan milik)
  • bahwa (sebagai kata sambung) dan bentuk jamak yang tidak perlu diulang.
Hindari kata-kata asing dan istilah-istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita.

oleh: Richa Febrina Aryanti. S
207400506
Jurnalistik C/III

Sepuluh Pedoman Pemakaian Bahasa dalam Pers

  1. Wartawan hendaknya secara konsekuen melaksanakan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
  2. Wartawan hendaknya membatasi diri dalam singkatan atau akronim.
  3. Wartawan hendaknya tidak menghilangkan imbuhan, bentuk awal atau prefiks.
  4. Wartawan hendaknya menulis dengan kalimat-kalimat pendek.
  5. Wartwan hendaknya menjauhkan diri dari ungkapan klise atau stereotype yang sering dipakai dalam transisi berita.
  6. Wartawan hendaknya mendisiplinkan pikirannya supaya jangan campur aduk dalam satu kalimat bentuk pasif dengan bentuk aktif.
  7. Wartawan hendaknya menghilangkan kata mibazir.
  8. Wartawan hendaknya menghilangkan kata-kata asing dan istilah-istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita.
  9. Wartawan hendaknya sedapat mungkin menaati kaidah bahasa.
  10. Wartawan hendaknya ingat bahsa jurnalistik ialah bahsa yang komunikatif dan spesifik sifatnya, dan karangan yang baik dinilai dari tiga aspek yaitu isi, bahasa, dan teknik persembahan.
oleh: Richa Febrina Aryanti. S
207400506
Jurnalistik C/III

Senin, 27 Oktober 2008

Resume Mata Kuliah Bahasa Jurnalistik

Pengertian Bahasa Jurnalistik

Bahasa Jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita dengan ciri khas singkat, padat, dan mudah dipahami.

Bahasa Jurnalistik memiliki dua ciri utama yaitu :

a) Komunikatif yaitu langsung ke pokok persoalan (straight to the point), bermakna tunggal, tidak konotatif, tidak berbunga-bunga, tidak bertele-tele, dan tanpa basa-basi.

b) Spesifik yaitu mempunyai gaya penulisan tersendiri, yakni kalimatnya pendek-pendek, kata-katanya jelas, dan mudah dimengerti orang awam.

Posisi Bahasa Jurnalistik

-Secara umum Posisi Bahasa Jurnalistik itu strategis

-Secara khusus :

  • Bahasa Jurnalistik menjadi bahasa khusus sehingga bisa digunakan disegala bidang.
  • Bahasa Jurnalistik bisa menjadi lab bahasa juga referensi dalam hal penggunaan bahasa keseluruhan sehingga menjadi Trend Setter.
  • Bahasa Jurnalistik subsistem dari Bahasa Indonesia.

EYD Dalam Bahasa Jurnalistik

A. PENULISAN HURUF KAPITAL

1) Jabatan tidak diikuti nama orang

Contoh : Menurut Bupati, anggaran untuk rehabilitasi gedung sekolah dasar pada tahun depan diharapkan naik setidaknya 25 persen dibandingkan anggaran tahun yang sedang berjalan sekarang.

Seharusnya : Menurut bupati, anggaran untukrehabitasi gedung sekolah dasar pada tahun depan diharapkan naik setidaknya 25 persen dibandingkan dengan anggaran pada tahun yang sedang berjalan sekarang.

2) Huruf pertama nama bangsa

Contoh : Majalah berita kampus itu dalam hasil sirveinya melaporkan, 50 persen dosen Universitas Masa Depan (UMD) mengajar di depan kelas dengan dialek ke-Sunda-Sundaan, 20 persen ke-Inggis-Inggrisan, dan 10 persen ke-Batak-Batakan.

Seharusnya : Majalah berita kampus itu dalam hasil suveinya melaporkan, 50 persen dosen Universitas Masa Depan (UMD) mengajar di depan kelas dengan dialek kesunda-sundaan, 20 persen keinggris-inggrisan, dan 10 persen kebatak-batakan.

3) Nama geografi sebagai nama jenis

Contoh : kacang Bogor, salak Bali, pisang Ambon, tahu Sumedang.

Seharusnya : kacang bogor, salak bali, pisang ambon, tahu sumedang

4) Setiap unsur bentuk ulang sempurna

Contoh : Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Imu-Ilmu Sosial.

Seharusnya : Perserikatan Bangsa-bangsa, Yayasan Ilmu-ilmu Sosial.

5) Penulisan kata depan dan kata sambung

Contoh : Harimau Tua Dan Ayam Centil, Hari-Hari Penantian Dalam Gua.

Seharusnya : Harimau Tua dan Ayam Centil, Hari-Hari Penantian dalam Gua.

B. PENULISAN HURUF MIRING

1) Penulisan nama buku

Contoh : Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah Mingguan Berbahasa Sunda Mangle.

Seharusnya : Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah Mingguan Berbahasa Sunda Mangle.

2) Penulisan penegasan kata

Contoh : Harijanto sebenarnya mencintai boat modeling sejak 1970-an. Namun kelangkaan tempat bermain membuatnya beralih ke ajang motorsport dan aeomodeling.

Seharusnya : Harijanto sebenarnya mencintai boat modeling sejak 1970-an. Namun kelangkaan tempat bermain membuatnya beralih ke ajang motorsport dan aeomodeling.

3) Penulisan kata nama ilmiah

Contoh : Beragam jenis batu menjadi olahan Irawan, antara lain kucubung ungu (royal-purple amethyst).

Seharusnya : Beragam jenis batu menjadi olahan Irawan, antara lain kucubung ungu (royal-purple amethyst).

C. PENULISAN KATA TURUNAN

1) Gabungan kata dapat awalan akhiran

Contoh : bertepuk tangan, garis bawahi, dilipatgandakan, sebar luaskan.

2) Gabungan kata dalam kombinasi

Contoh : antarkota, antarsiswa, antikekerasan

D. PENULISAN GABUNGAN KATA

1) Penulisan gabungan kata istilah khusus

Contoh : alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru.

2) Penulisan gabungan kata serangkai

Contoh : acapkali, adakalanya, daripada.

E.PENULISAN PARTIKEL

1) Penulisan partikel pun

Contoh partikel pun yang harus ditulis terpisah : apa pun, kapan pun, di mana pun.

Contoh partikel pun yang harus ditulis serangkai : adapun, andaipun, ataupun.

2) Penulisan partikel per

Contoh : Para tersangka pengedar ganja itu akan diperiksa satu per satu.

F. PENULISAN SINGKATAN

1) Penulisan singkatan umum tiga huruf

Contoh : frasa dan lain sebagainya ditulis dlsb, frasa dan lain-lain disingkat menjadi dll.

2) Penulisan singkatan mata uang

Contoh : singkatan kilogram (kg), lambing mata uang rupiah (Rp).

G. PENULISAN AKRONIM

1) Akronim nama diri

Contoh : UNINUS, UNPAD.

Seharusnya :Uninus, Unpad.

2) Akronim bukan nama diri

Contoh : pemilu (pemilihan umum), ditulis menjadi Pemilu, pemkot (pemerinth kota) ditulis menjadi Pemkot.

H. PENULISAN ANGKA

Pedoman EYD menetapkan empat jenis penulisan angka :

1) Angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor. Dalam tulisan lazimdigunakan angka Arab atau Romawi.

2) Angka digunakan untuk menyatakan :

a. Ukuran panjang, berat, luas dan isi

b. Satuan waktu

c. Nilai uang

d. Kuantitas

3) Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.

4) Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

I. PENULISAN LAMBANG BILANGAN

1) Penulisan lambing bilangan satu dua kata

Contoh : Dalam tiga pekan terakhir, walikota sudah 3 kali mengunjungi para korban longsor dan gempa bumi di kaki Gunung Galunggung Garut, Jawa Barat.

Seharusnya : Dalam tiga pecan terakhir, wali kota sudah tiga kali mengunjungi para korban longsor dan gempa bumi di kaki Gunung Galunggung Garut, Jawa Barat.

2) Penulisan lambing bilangan awal kalimat

Contoh : 19 orang tewas dalam musibah kapal feri yang tenggelam di Selat Bali.

Seharusnya : sembilan belas orang tewas dalam misbah kapal feri yang tenggelam di Selat Bali.

3) Penulisan lambang bilangan utuh

Contoh : Dari 210.000.000 penduduk Indonesia, 60 persen atau sekitar 126.000.000 bermukim di pedesaan dengan tingkat pendapatan ekonomi dan pelayanan kesehatan yang sangat buruk.

Seharusnya : Dari 210 juta penduduk Indonesia, 60 persen atau sekitar 126 juta bermukim di pedesaan dengan tingkat pendapatan ekonomi dan pelayanan kesehatan yang sangat buruk.

4) Penulisan lambing bilangan angka-huruf

Contoh : Peserta ujian saringan masuk calon pegawai negeri sipil tahun anggaran 2006 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tercatat 15.000 (lima belas ribu) orang. Namun dari jumlah itu, hanya 1.658 (seribu enam ratus lima puluh delapan) yang dinyatakan lulus ujian.

Seharusnya : Peserta ujian saringan masuk calon pegawai negeri sipil tahun anggaran 2006 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tercatat 15 ribu orang. Namun dari jumlah itu, hanya 1.658 yang dinyatakan lulus ujian.

Nama : Richa Febrina Aryanti. S

207400506

Jurnalistik C/III

Minggu, 19 Oktober 2008

ResuMe KuLiah (151008)

Posisi Bahasa JurnalisTik
daLam kEhiduPan Masyarakat,

^ Bahasa Jurnalistik kHususnya hanya digunakan oleh kalangan mediia saja
Karena. . .
Bahasa Jurnalistik yang mudah dimengerti dalam pengucapannya maupun
penulisannya,
Namun,
Banyak sekalii masyarakat luas yang menggunakan bahasa jurnalistik untuk
kegiatan sehari-hari. ya, itu kembali karena kemudahannya.
^ Bahasa Jurnalistik juga bisa menjadi Lab. Bahasa, Referensi, dan Rujukan
masyarakat untuk berkomunikasi atau berintraksi.
Sehingga Bahasa Jurnalistik bisa menjadi "Trendseter" untuk masyarakat.
Namun,
memang cenderung satu arah saja tidak ada feedback secara langsung.
^ Bahasa Jurnalistik itu merupakan subsistem dari bahasa Indonesia
Jadi,
Bahasa Jurnalistik tidak bisa disejajarkan dengan bahasa Indonesia
dan hanya bisa disebit anak dari bahasa Indonesia itu sendiri.

Yuriesa Mifta Kartika

Resume kuliah bahasa Jurnalistik

POSISI BAHASA JURNALISTIK

Posisi bahasa jurnalistik itu strategis (secara umum)

  • ia menjadi bahasa khusus yang digunakan oleh orang-orang media,karena mudah dimengerti dan kemudian digunakan oleh kalangan luar.
  • ia bisa menjadi laboratorium bahasa bagi masyarakat, menjadi "trendsetter" penggunaan bahasa bagi masyarakat .
    Contohnya: tak, jabar, raskin, miras.
  • posisinya merupakan subsistem dari Bahasa Indonesia, jadi tidak dapat disejajarkan dengan Bahasa Indonesia.
Winda Aulia Febrianty
207400522

Sabtu, 20 September 2008

MUDIK BUKAN RUTINITAS

MUDIK BUKAN RUTINITAS

Kalo ngedengar kata mudik,identik banget sama hari raya. Pergi bareng keluargake kampong halaman untuk silaturahmi, tapi itu semua ga’ saya alami soalnya kedua orang tua saya asli orang bandung.

Jadi setiap lebaran saya tidak melakukan rutinitas mudik. Tapi untuk pergi bareng keluarga ke rumah nenek pasti saya lakukan, namun mungkin tidak pergi ke luar kota ataupun luar negeri. Karena kedua nenek dan kaklek saya masih berada di satu kota dan kawasan. Yang bias di bilang tetanggaan. Jadi ga’ ada persiapan sama sekali untuk menghadapi hari raya, hanya menyiapkan hati yang kembali fitrah.

By: Yuriesa Miftha kartika

207400527

Jumat, 19 September 2008

TRADISI MUDIK

TRADISI MUDIK


Salah satu tradisi yang sudah lama berkembang di Indonesia, setiap menjelang Lebaran Idul Fitri, adalah pulang kampung atau lebih dikenal dengan sebutan ‘MUDIK’. Sudah menjadi tradisi bagi warga Indonesia yang beragama Islam dan tinggal di perantauan untuk melakukan mudik lebaran. Rasanya tidak “klop” dan hambar jika lebaran tanpa pulang kampung, karena tidak enak rasanya jika berlebaran tanpa berkumpul dengan orang tua dan sanak saudara. Bagi pemudik, berdesak-desakan di dalam bus, kereta, terkena macet, berpanas-panas dan kehujanan adalah merupakan suatu hal yang menarik untuk diceritakan pada keluarga di kampung. Tradisi mudik ini sudah menjadi kebiasaan bagi warga yang merantau di daerah-daerah umumnya di kota besar.


Mudik merupakan tradisi tahunan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Banyak orang yang mencoba mencari penghidupan di kota-kota besar pulang ke kampung hanya pada saat Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Biasanya mereka mengunjungi orang tua dan melakukan ziarah serta mendo’akan nenek moyang mereka yang telah meninggal. Mudik juga merupakan salah satu terapi agar tetap eratnya tali persaudaraan diantara sanak famili. Dalam aspek spiritual, pulang ke kampung akan menimbulkan semangat baru, ketika seorang kembali lagi ke kehidupan kotanya.


Tradisi mudik yang mengiringi Idul Fitri sebenarnya merupakan refleksi kerinduan terhadap daerah tempat dilahirkan dan dibesarkan. Lebih dari itu juga merefleksikan keinginan bersilaturahmi serta berkumpul bersama saudara dan handai taulan, serta motivasi lain misalnya ingin menunjukkan keberhasilan hidup di kota. Itu menjadi faktor pendorong dan alasan bagi masyarakat untuk pulang kampung. Jadi singkatnya, tujuan utama mudik adalah bersilaturrahmi dengan sanak saudara setelah selama satu tahun tidak bertemu, bertegur sapa dan berbagi pengalaman dan rezki.


Bila kita amati sepuluh hari atau seminggu sebelum lebaran tiba, di terminal bis, stasiun kereta api, pelabuhan bahkan bandara sudah mulai dipadati para pemudik. Bahkan yang sedang ‘trend’ sekarang ini adalah mudik dengan kendaraan roda dua. Sungguh merupakan pemandangan yang pasti akan memberikan makna bagi pemudik dan bagi kita yang menyaksikan. Ribuan motor tiap hari konvoi dijalan raya, ada yang berlalu lintas dengan tertib, ada yang ugal-ugalan, ada yang diliputi kebahagiaan karena bisa mudik dengan berbagai keberhasilan dan tidak sedikit yang dihantui rasa penyesalan karena sewaktu mudik tidak membawa apa-apa. “Biar susah asalkan kita dapat merayakan lebaran”. Mungkin itu adalah slogan yang cocok untuk para pemudik.


By : Winda Aulia Febrianti

207400522

jurnalistik C/III

Mudik Lebaran

Mudik Lebaran


Menjelang Idul Fitri, orang-orang mulai disibukkan dengan berbagai hal, mulai dari mempersiapkan kue, parsel, sampai baju baru. Tidak ketinggalan juga satu hal yang paling penting yaitu mudik.


Mudik merupakan tradisi masyarakat menjelang Idul Fitri, untuk pulang ke kampung halamannya atau sekedar mengunjungi sanak saudara yang jaraknya lumayan jauh. Biasanya mudik dilakukan satu minggu sampai satu hari menjelang Idul Fitri.


Bandara, Stasiun, Terminal, terlihat padat dengan segala aktivitasnya menjelang Idul Fitri, Orang-orang dari berbagai daerah berkumpul disana untuk mendapatkan kendaraan. Banyak juga orang yang menggunakan kendaraan pribadi. Aparat Kepolisian mulai sibuk untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas.


Banyak orang diuntungkan ketika musim mudik, seperti pedagang, sopir, dsb. Tetapi tidak banyak juga orang yang tidak dapat mudik karena hal ekonomi, maklum jika menjelang musim mudik, tarif angkutan umum naik. Keadaan ekonomi Negara kita menuntut mereka untuk mengurungkan niat mudik. Tetapi apa salahnya juga merayakan Idul Fitri tidak dengan mudik, asalkan dengan hati gembira Idul Fitri akan terasa indah.



Raina Apriliani

207400502

Kita Mudik Yuuuk...!

Kita Mudik Yuuuk….!

Dengan membawa banyak barang bawaan, biasanya orang melakukan Mudiknya. Dimana Kesabaran harus dimiliki oleh setiap pelaku mudik. Karena pasti mereka akan mengalami banyak peristiwa yang akan dilalui baik suka maupun duka.

Mudik…identik dengan berjubelnya penumpang, macetnya lalu lintas, banyak orang kota yang melakukan pulang kampung, dsb. Meskipun faktanya seperti itu, tetapi…mudik merupakan sarana yang mengantarkan kepuasan trsendiri bagi pelakunya. karena dengan mudik, mereka dapat bertemu kembali dengan keluarga besarnya selama beberapa waktu tidak berjumpa. Alhasil, mereka saling menumpahkan rasa kangen. Rasa lemas, lemah, letih, ketika perjalanan mudik berlangsung, itu hilang ketika mereka mendapati keinginannya (bertemu keluarga).

Kebanyakan orang melakukan mudik, yaitu pada saat satu minggu menjelang hari lebaran. Di beberapa Stasiun kereta api maupun Bus, mengalami lonjakan penumpang yang signifikan. Hal semacam ini, memang telah menjadi tradisi setiap tahun menjelang hari Lebaran.

Walaupun mudik berada pada bulan Ramadhan, yang harusnya selaku umat muslim kita dapat lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. tapi harus tetap waspada! karena masih saja banyak tangan iseng yang selalu menanti kesempatan yang ada. Oleh karena itu, apabila kita melakukan mudik, diharapkan dapat menjaga barang-barang kita seteliti mungkin. Karena ingat; "Kejahatan tiddddak hanya terjadi karena niat oelakkku, tapi karena adanya kesempatan. "maka waspadalah, waspadalah!

By: Ne2ng.N

Kamis, 18 September 2008

Pulang Kampung

Sepertinya kalimat pulang kampung sudah tidak asing lagi di telinga kita sebagai warga negara Indonesia, pulang kampung alias mudik dilakukan menjelang idul fitri oleh orang-orang yang merantau dari daerahnya baik itu mencari pekerjaan atau menuntut ilmu.
Mudik merupakan kegiatan yang sepertinya sudah menjadi tradisi dan hal ini sangatlah menarik, bagaimana tidak? setelah lama tidak berjumpa dengan sanak saudara, di hari kemenangan Islam bisa berkumpul bersama keluarga, meski sebelumnya harus melakukan perjuangan terlebih dahulu.
Kesabaran kita dikuras habis, harus mengantri membeli tiket kereta atau memesan terlebih dahulu jauh-jauh hari, berdesak-desakkan, melewati kemacetan yang luar biasa dan masih banyak lagi hal-hal yang harus dilewati dengan penuh kesabaran itu.
Namun akhirnya setelah melewati itu semua kita akan mendapat kebahagiaan yaitu dapat bertemu dengan keluarga yang sudah lama dirindukan.
Oleh :Richa Febrina A.S
207400506
Jurnalistik C/III

Tujuh Saran Menghadapi Kekecewaan

1. Pilihlah dengan sadar untuk menyimpan keyakinan kuno
2. Renungkan masalah Anda
3. Cobalah bernafas dalam-dalam untuk memusatkan pikiran Anda
4. Praktikkan sikap tidak mudah terpengaruh
5. Temukan cara untuk melangkah maju
6. Cobalah untuk percaya menjadi diri anda sendiri
7. Dengarkan kata bijak.