Sabtu, 20 September 2008

MUDIK BUKAN RUTINITAS

MUDIK BUKAN RUTINITAS

Kalo ngedengar kata mudik,identik banget sama hari raya. Pergi bareng keluargake kampong halaman untuk silaturahmi, tapi itu semua ga’ saya alami soalnya kedua orang tua saya asli orang bandung.

Jadi setiap lebaran saya tidak melakukan rutinitas mudik. Tapi untuk pergi bareng keluarga ke rumah nenek pasti saya lakukan, namun mungkin tidak pergi ke luar kota ataupun luar negeri. Karena kedua nenek dan kaklek saya masih berada di satu kota dan kawasan. Yang bias di bilang tetanggaan. Jadi ga’ ada persiapan sama sekali untuk menghadapi hari raya, hanya menyiapkan hati yang kembali fitrah.

By: Yuriesa Miftha kartika

207400527

Jumat, 19 September 2008

TRADISI MUDIK

TRADISI MUDIK


Salah satu tradisi yang sudah lama berkembang di Indonesia, setiap menjelang Lebaran Idul Fitri, adalah pulang kampung atau lebih dikenal dengan sebutan ‘MUDIK’. Sudah menjadi tradisi bagi warga Indonesia yang beragama Islam dan tinggal di perantauan untuk melakukan mudik lebaran. Rasanya tidak “klop” dan hambar jika lebaran tanpa pulang kampung, karena tidak enak rasanya jika berlebaran tanpa berkumpul dengan orang tua dan sanak saudara. Bagi pemudik, berdesak-desakan di dalam bus, kereta, terkena macet, berpanas-panas dan kehujanan adalah merupakan suatu hal yang menarik untuk diceritakan pada keluarga di kampung. Tradisi mudik ini sudah menjadi kebiasaan bagi warga yang merantau di daerah-daerah umumnya di kota besar.


Mudik merupakan tradisi tahunan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Banyak orang yang mencoba mencari penghidupan di kota-kota besar pulang ke kampung hanya pada saat Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Biasanya mereka mengunjungi orang tua dan melakukan ziarah serta mendo’akan nenek moyang mereka yang telah meninggal. Mudik juga merupakan salah satu terapi agar tetap eratnya tali persaudaraan diantara sanak famili. Dalam aspek spiritual, pulang ke kampung akan menimbulkan semangat baru, ketika seorang kembali lagi ke kehidupan kotanya.


Tradisi mudik yang mengiringi Idul Fitri sebenarnya merupakan refleksi kerinduan terhadap daerah tempat dilahirkan dan dibesarkan. Lebih dari itu juga merefleksikan keinginan bersilaturahmi serta berkumpul bersama saudara dan handai taulan, serta motivasi lain misalnya ingin menunjukkan keberhasilan hidup di kota. Itu menjadi faktor pendorong dan alasan bagi masyarakat untuk pulang kampung. Jadi singkatnya, tujuan utama mudik adalah bersilaturrahmi dengan sanak saudara setelah selama satu tahun tidak bertemu, bertegur sapa dan berbagi pengalaman dan rezki.


Bila kita amati sepuluh hari atau seminggu sebelum lebaran tiba, di terminal bis, stasiun kereta api, pelabuhan bahkan bandara sudah mulai dipadati para pemudik. Bahkan yang sedang ‘trend’ sekarang ini adalah mudik dengan kendaraan roda dua. Sungguh merupakan pemandangan yang pasti akan memberikan makna bagi pemudik dan bagi kita yang menyaksikan. Ribuan motor tiap hari konvoi dijalan raya, ada yang berlalu lintas dengan tertib, ada yang ugal-ugalan, ada yang diliputi kebahagiaan karena bisa mudik dengan berbagai keberhasilan dan tidak sedikit yang dihantui rasa penyesalan karena sewaktu mudik tidak membawa apa-apa. “Biar susah asalkan kita dapat merayakan lebaran”. Mungkin itu adalah slogan yang cocok untuk para pemudik.


By : Winda Aulia Febrianti

207400522

jurnalistik C/III

Mudik Lebaran

Mudik Lebaran


Menjelang Idul Fitri, orang-orang mulai disibukkan dengan berbagai hal, mulai dari mempersiapkan kue, parsel, sampai baju baru. Tidak ketinggalan juga satu hal yang paling penting yaitu mudik.


Mudik merupakan tradisi masyarakat menjelang Idul Fitri, untuk pulang ke kampung halamannya atau sekedar mengunjungi sanak saudara yang jaraknya lumayan jauh. Biasanya mudik dilakukan satu minggu sampai satu hari menjelang Idul Fitri.


Bandara, Stasiun, Terminal, terlihat padat dengan segala aktivitasnya menjelang Idul Fitri, Orang-orang dari berbagai daerah berkumpul disana untuk mendapatkan kendaraan. Banyak juga orang yang menggunakan kendaraan pribadi. Aparat Kepolisian mulai sibuk untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas.


Banyak orang diuntungkan ketika musim mudik, seperti pedagang, sopir, dsb. Tetapi tidak banyak juga orang yang tidak dapat mudik karena hal ekonomi, maklum jika menjelang musim mudik, tarif angkutan umum naik. Keadaan ekonomi Negara kita menuntut mereka untuk mengurungkan niat mudik. Tetapi apa salahnya juga merayakan Idul Fitri tidak dengan mudik, asalkan dengan hati gembira Idul Fitri akan terasa indah.



Raina Apriliani

207400502

Kita Mudik Yuuuk...!

Kita Mudik Yuuuk….!

Dengan membawa banyak barang bawaan, biasanya orang melakukan Mudiknya. Dimana Kesabaran harus dimiliki oleh setiap pelaku mudik. Karena pasti mereka akan mengalami banyak peristiwa yang akan dilalui baik suka maupun duka.

Mudik…identik dengan berjubelnya penumpang, macetnya lalu lintas, banyak orang kota yang melakukan pulang kampung, dsb. Meskipun faktanya seperti itu, tetapi…mudik merupakan sarana yang mengantarkan kepuasan trsendiri bagi pelakunya. karena dengan mudik, mereka dapat bertemu kembali dengan keluarga besarnya selama beberapa waktu tidak berjumpa. Alhasil, mereka saling menumpahkan rasa kangen. Rasa lemas, lemah, letih, ketika perjalanan mudik berlangsung, itu hilang ketika mereka mendapati keinginannya (bertemu keluarga).

Kebanyakan orang melakukan mudik, yaitu pada saat satu minggu menjelang hari lebaran. Di beberapa Stasiun kereta api maupun Bus, mengalami lonjakan penumpang yang signifikan. Hal semacam ini, memang telah menjadi tradisi setiap tahun menjelang hari Lebaran.

Walaupun mudik berada pada bulan Ramadhan, yang harusnya selaku umat muslim kita dapat lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. tapi harus tetap waspada! karena masih saja banyak tangan iseng yang selalu menanti kesempatan yang ada. Oleh karena itu, apabila kita melakukan mudik, diharapkan dapat menjaga barang-barang kita seteliti mungkin. Karena ingat; "Kejahatan tiddddak hanya terjadi karena niat oelakkku, tapi karena adanya kesempatan. "maka waspadalah, waspadalah!

By: Ne2ng.N

Kamis, 18 September 2008

Pulang Kampung

Sepertinya kalimat pulang kampung sudah tidak asing lagi di telinga kita sebagai warga negara Indonesia, pulang kampung alias mudik dilakukan menjelang idul fitri oleh orang-orang yang merantau dari daerahnya baik itu mencari pekerjaan atau menuntut ilmu.
Mudik merupakan kegiatan yang sepertinya sudah menjadi tradisi dan hal ini sangatlah menarik, bagaimana tidak? setelah lama tidak berjumpa dengan sanak saudara, di hari kemenangan Islam bisa berkumpul bersama keluarga, meski sebelumnya harus melakukan perjuangan terlebih dahulu.
Kesabaran kita dikuras habis, harus mengantri membeli tiket kereta atau memesan terlebih dahulu jauh-jauh hari, berdesak-desakkan, melewati kemacetan yang luar biasa dan masih banyak lagi hal-hal yang harus dilewati dengan penuh kesabaran itu.
Namun akhirnya setelah melewati itu semua kita akan mendapat kebahagiaan yaitu dapat bertemu dengan keluarga yang sudah lama dirindukan.
Oleh :Richa Febrina A.S
207400506
Jurnalistik C/III

Tujuh Saran Menghadapi Kekecewaan

1. Pilihlah dengan sadar untuk menyimpan keyakinan kuno
2. Renungkan masalah Anda
3. Cobalah bernafas dalam-dalam untuk memusatkan pikiran Anda
4. Praktikkan sikap tidak mudah terpengaruh
5. Temukan cara untuk melangkah maju
6. Cobalah untuk percaya menjadi diri anda sendiri
7. Dengarkan kata bijak.